Our Blog

BILIK TERMENUNG

Entah kenapa fikiranku tidak pernah diam, ia pecicilan kesana kemari sesuka hati. Bahkan pada saat aku mencoba untuk tidak berfikir itupun masih termasuk proses berfikir. Bahkan pada saat aku tidur fikiranku juga pecicilan kesana kemari sesuka hati. Pikiranku susah sekali dikendalikan, ia kurang bersahabat denganku padahal kita udah menjalani hidup bersama selama lebih dari 18 tahun. Masih saja ia tidak pernah mengerti aku, aku ingin sekali-sekali tidak memikirkan suatu hal apapun tetapi ternyata pada saat aku tahu orang hanya bisa tidak memikirkan sesuatu apapun pada saat ia mati dan aku belum pengen mati, masih terlalu banyak alasan untuk tetap hidup. Segitunya banget sih ;'(
Ngomong-ngomong fikiranku itu aneh, seringkali ia hadir disaat yang salah jadi kita tu nggak romantis sama sekali.. jarang banget nemu momen yang pas sama pikiranku. Ia sering hadir dengan ide-ide brilian ditempat-tempat aneh seperti diatas motor pada saat berkendara, di tempat duduk trans Jogja, didepan wastafel pada saat cuci tangan, didalam bilik termenung pada saat boker dan masih banyak momen absurd lainya yang dimana pikiranku datang pecicilan kesana kemari sesuka hati tanpa permisi dan akhirnya pergi tanpa pamitan. Anehnya pikiranku selalu berganti pada saat aku berada didepan meja kerja, bukan ide-ide cemerlang lagi yang aku pikirkan didepan meja kerja, ia berubah menjadi momok menakutkan. Didepan meja kerja hampir aku tidak pernah tidak memikirkan bad moment sad moment terrible moment, benakku selalu pelik pada saat duduk didepan meja kerja. Itulah hubungan eratku sama fikiranku. Absurd nan menjengkelkan. Selama ini tempat paling disukai sama pikiranku yang absurd nan menjengkelkan ini adalah Kamar Mandi. aku tidak pernah luput dari ingatan tentang Kamar Mandi. Dahulu kala ada yang mengartikan entah ini arti sesungguhnya atau bukan, di Bahasa Melayu arti Kamar Mandi itu menjadi Bilik Termenung dan itu menjadi lelucon orang-orang Indonesia padahal aku malah lebih suka dengan sebutan Bilik Termenung. Entah kenapa mereka membuat Bahasa Melayu yang indah menjadi lelucon. Entah.
Tapi apapun yang aku lakukan di dalam Bilik Termenung ia selalu hadir dengan segerombolan ide-ide cemerlang yang nantinya akan hilang pada saat aku kembali ke meja kerja. Aku sempat berpikir mungkin pikiranku bercanda denganku. Tapi itu tidak lucu sama sekali, itu menjengkelkan. Haruskah aku memindah meja kerjaku ke Bilik Termenung atau membawa segala peralatan ke Bilik Termenung dan menyulap Bilik Termenung menjadi tempat kerja istimewa? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRIMASTRI JATI Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.